Jumat, 10 Agustus 2012

Pelabuhan Dumai Menuju Hubport CPO

DUMAI - BlogPelabuhanDumai - Permintaan CPO dari tahun ke tahun terus meningkat. Diperkirakan tahun ini, penjualan ekspor CPO di pasar Internasional mencapai 15 juta metrik ton. Dari data yang ada di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai, Ekspor minyak Crude Palm Oil atau CPO yang melalui Pelabuhan Pelindo Cabang Dumai di tahun 2010 mencapai angka penjualan U$ 5.521.175.356,72, meningkat dari penjualan tahun 2009 sebesar U$ 4.059.618.742,98. Dengan pencapaian penjualan CPO ini, maka pelabuhan Dumai ditetapkan sebagai pelabuhan eksport minyak CPO terbesar dari beberapa pelabuhan pengekspor lainnya.

Kasi Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai Ridwan Gultom, saat dikonfirmasi Dumai Pos mengatakan, untuk tonase CPO pada tahun 2009 dan 2010 mengalami fluktuasi dengan angka di tahun 2009 sebesar 7.807.475,627ton, dan tahun 2010 sebanyak 7.534.751,452 ton.

‘’Status pelabuhan terbesar pengekspor CPO yang sejak 3 tahun belakangan diraih pelabuhan Dumai, sehingga dijadikan incaran investor dan potensi pasar CPO dunia,’’ ujar Gultom menerangkan.

Dipaparkannya, CPO yang diekspor melalui pelabuhan Dumai ditampung di 83 negara di Dunia. Dari negara-negara tersebut, untuk negara terbesar tujuan ekspor ada tiga yakni Belanda, Cina dan India. Pengekspor yang paling besar di Indonesia berasal dari pelabuhan Dumai. Sedangkan harga yang mengalami fluktuasi pasar CPO dunia tetap menjadikan pelabuhan Dumai sebagai pelabuhan ekspor terbesar di Indonesia yang banyak permintaan pasar dunia.

Menurutnya lagi, tingginya permintaan CPO didasarkan atas kebutuhan terhadap produksi yang dihasilkan industri-industri negara yang menjadi target ekspor. Bahkan dari bahan baku CPO tersebut bisa dijadikan produk olahan biodiesel dan olahan terusan seperti minyak goreng.
 
Secara terpisah, GM Pelindo I Cabang Dumai, Zainul Bahri melalui Humas PT Pelindo I Cabang Dumai Harlem Susanto Purba membenarkan tingginya permintaan pasar International terhadap produksi CPO indonesia. Namun begitu, dia berpendapat semestinya realita itu, potensi besar ekspor ini ditangkap untuk menjadikan Pelabuhan Dumai sebagai hubport.

Lebih lanjut dia menjelaskan, melalui hubport posisi tawar CPO hasil produk Indonesia di pasar International akan lebih kuat. ‘’Dominasi Indonesia dalam hal penetuan harga CPO akan lebih kuat dan tidak dapat diintervensi asing, bukankah kita produsen CPO terbesar di Dunia,’’ ungkapnya. ‘’Maka itu untuk memperkuat posisi tawar tersebut dibutuhkan keberanian membuat hubport CPO dan pelabuhan Dumai sebagai jawabannya, terlebih lagi bila kita melihat kedepan Dumai sebagai cluster kelapa sawit artinya pemerintah memang memfokuskan pengembangan bisnis CPO dan turunannya berada di Dumai,’’ tukas Harlem.

Lebih lanjut diakuinya, pengusulan Pelabuhan Dumai sebagai hubport CPO dan turunannya dari Indonesia mungkin memunculkan pro dan kontra. Tapi bila ditinjau dari berbagai sisi, mulai dari daerah hinterland yang daratan yang dipenuhi dengan perkebunan sawit hingga jumlah produksi CPO Indonesia yang hampir sepertiga berada di Provinsi Riau serta didukung dengan fasilitas pelabuhan yang memadai maka pelabuhan yang berada dibawah pengendalian PT Pelabuhan Indonesia I sudah layak menjadi Hubport CPO Indonesia.

‘’Karena sejauh ini dari 7 ton total ekspor CPO provinsi Riau sekitar 3.8 ton pengapalannya dilakukan melalui dermaga umum pelabuhan, makanya dari dasar hitungan inilah menurut saya pelabuhan Dumai layak untuk dijadikan sebagai hubport CPO, dan bila ini terwujud tentunya peluang investasi di Kota ini kian besar,’’ tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites